Thursday, April 15, 2010

Screening film pendek lagi

Dengan sebuah rangkaian yang baik maka hadirlah sebuah film yang kemudian dinikmati dan ditonton banyak orang. Tidak sedikit diantaranya yang emosinya terbawa ke dalam alur cerita film tersebut. Tetapi kehadiran sebuah film adalah bentuk kerja banyak orang. Membuat sebuah film tidak bisa sendirian. Maka dari itu, Story Lab ada.

Mangga Malam Mingguan, salah satu kegiatan screening film yang di selenggarakan oleh Story Lab sekolah sinematografi setiap malam minggu diakhir bulan. Ruang pemutaran ini bertujuan sebagai sarana silaturahmi dan apresiasi sesema pegiat, pecinta dan pemerhati film. Khususnya film pendek. Hal itu didasari atas kurangnya ruang-ruang publik, khususnya ruang pemutaran film pendek di Bandung. 

Mangga Malam Mingguan, mungkin bukan sebuah kegiatan menonton yang semarak atau pun menonton dengan ala bioskop. Tapi, bagi Sanggar Sinema Story Lab dan komunitas film lainnya, ruang pemutaran ini bisa dianggap istimewa. Karena itu adalah sebuah karya dan sebuah pemikiran. Dengan karya tersebut diharapkan bisa menjadi media untuk mendapatkan sebuah pengalaman, pemahaman baru dan tentunya teman baru.

Sampai saat ini, saya berharap bisa bertemu dengan sineas-sineas muda berbakat dari berbagai daerah. Mari, Malam Mingguan.



Rindu Ibu

" bulir-bulir air mata rindu"
(ilustrasi: hasil browsing di google.com)

              


   Gerimis malam ini turun perlahan, memecah heningnya malam. Nyanyian lagu rayuan pulau kelapa terdengar merdu. Alunannya membuat rindu. Rindu dengan mahligai tanah air seperti yang tersirat dalam syair lagu itu. Perasaan yang sama ketika kita rindu Ibu. Kemudian sebuah pesan singkat memecahkan lamunanku. “Nak, lagi dimana? Sudahkah kamu menemuiNYA malam ini? Jaga diri baik-baik disana”. Tak berapa lama setelah itu, tetesan airmata menjatuhi pipiku perlahan. Aku terharu.

   Tanpa ragu, aku beranjak dari mejaku. Dengan pasti aku meninggalkan aktifitasku. Kemudian menuju rumah dan segera ingin bertemu Ibu. Aku rindu, sangat rindu Ibu. Rindu sekali. Bulir air hujan dan air mataku bersatu. Aku ingin segera memeluk Ibu. Erat. Erat sekali. Dan meminta maaf atas semua kelalaianku. Kemudian tidur dipangkuanmu. Seperti masa kecil dulu, ketika engkau menina bobokan aku.

 

(Jalan mangga. Kamis, 15 April 2010)

 


Monday, April 5, 2010

dongeng 04.21

malam
sebuah keajaiban yang tak terbantahkan

satu per satu, di padang rumput yang tak terbatas dari surga,
berpijar bintang gemintang yang indah

segera setelah tengah malam membawa waktu menuju
shubuh,

dengan resah aku akan tertidur.