Gerimis malam ini turun perlahan, memecah heningnya malam. Nyanyian lagu rayuan pulau kelapa terdengar merdu. Alunannya membuat rindu. Rindu dengan mahligai tanah air seperti yang tersirat dalam syair lagu itu. Perasaan yang sama ketika kita rindu Ibu. Kemudian sebuah pesan singkat memecahkan lamunanku. “Nak, lagi dimana? Sudahkah kamu menemuiNYA malam ini? Jaga diri baik-baik disana”. Tak berapa lama setelah itu, tetesan airmata menjatuhi pipiku perlahan. Aku terharu.
Tanpa ragu, aku beranjak dari mejaku. Dengan pasti aku meninggalkan aktifitasku. Kemudian menuju rumah dan segera ingin bertemu Ibu. Aku rindu, sangat rindu Ibu. Rindu sekali. Bulir air hujan dan air mataku bersatu. Aku ingin segera memeluk Ibu. Erat. Erat sekali. Dan meminta maaf atas semua kelalaianku. Kemudian tidur dipangkuanmu. Seperti masa kecil dulu, ketika engkau menina bobokan aku.
(Jalan mangga. Kamis, 15 April 2010)
mmmm.. mengharukan.
ReplyDeletesaya bangga ketika ada seorang anak yang rela meninggalkan aktivitasnya untuk segera menemui keluarganya di rumah. suatu momen yg membahagiakan, menempatkan keluarga sebagai prioritas utama. :)
emmmmm....
ReplyDeleteini mah kan udah kewajiban anak, hehehehe...
dan akupun rindu.. :)
ReplyDelete