Friday, January 6, 2012

Dokter, jangan kau suntik lagi ibuku

Berbicalah dengan perlahan dan lembut.
Bukan lirih.
Aku bisa melihat itu dari matamu.
Tahan. Jangan sampai engkau meneteskan airmatamu.
Cukup sampai berkaca-kaca saja.
Dan jangan kau batuk-batuk lagi. Itu akan membuatmu semakin sakit.
Dan tentunya,
sesak yang engkau rasakan itu bukan hanya di organ bernama paru-paru,
tapi juga sesak yang menyesakkan relungmu.
Aku di sini, bersamamu.
Lihat itu, bunga anggrek kesukaanmu aku petik dari halaman rumah kita.
Dapatkah kau mencium baunya?
Harum bukan?
Mungkin aku belum bisa sewangi bunga itu.
Tapi suatu saat, dengan restumu aku bisa saja lebih harum dari itu.
Jadi ijinkan aku berada disampingmu ketika kau terbaring lemas disini.
Diruangan yang penuh dengan benda-benda yang akau benci.
Terutama jarum suntik. Dan kau tahu itu kan?.