Friday, October 28, 2011

Menunggu waktunya


Disebuah kamar sempit yang berantakan, Anton terlihat sedikit sadar. Dia terlentang diatas kasur yang sudah tidak empuk lagi. Jaket jeans dan sepatu kusam itu masih menempel di badannya yang kini mengurus. Terlihat digenggaman tangan kanan Anton sebuah botol vodka yang menyisakan tumpahannya diatas karpet. Kini tumpahan alkohol itu mengenai ujung sajadah pemberian dari kekasihnya. Kepalanya terasa pusing dan matanya terasa berat ketika ia berusaha duduk. Pagi itu dunia terasa bergerak begitu lamban di pikiran Anton. Dengan sedikit sisa tenaga yang dimilikinya, perlahan – lahan Anton berusaha bangkit untuk duduk. Lalu menyenderkan diri pada tembok kamarnya. Kepalanya tertunduk lemas. Mulutnya menganga. Terlihat tetesan air liur keluar dari mulut Anton membasahi dagu dan resletingnya. Lalu, dengan punggung tangan kirinya Anton berusaha mengelap air liur yang tersisa di dagunya. Kini dia terdiam lemas. Sekedar menggerakan kelopak mata pun Anton tidak sanggup melakukannya.
Lain halnya Anton, lain juga Mita. Pagi itu dibalik ruangan dingin ber-AC, mita masih terjaga dari waktu istirahatnya. Rasa kantuk yang menerornya, ia lawan dengan menepuk – nepuk pipi dengan kedua tangannya yang lembut. Kemudian dia melirik kearah layar monitor komputer. Dan…


Korban


Petugas: nama?
Korban: prihatini
Petugas: alamat?
Korban: student warior fourty five street
Petugas: status?
Korban: @ kantor polisi lagi bikin surat kehilangan, hufftt semangat….
Petugas: ya..ya..ya..kamu memang korban…

Monday, October 10, 2011

bersemai damai


aku bukan satu-satunya orang yang bermimpi jika dunia ini nyaman.
sela diantara jari jemari yang Engkau ciptakan, seharusnya kami gunakan untuk saling menjabat erat tali persaudaraan.
bukan menjadi kepalan tinju yang membela hawa nafsu.
ada keserakahan yang menyebabkan kelaparan dan kesengsaraan.
negara, agama bukan lagi jaminan.
keduanya terkadang bisa dimainkan.

Tuhan, restui kami dengan jemari ini untuk saling menjabat erat tali persaudaraan.
bukan pertikaian yang kami inginkan, tapi perdamaian.

Wednesday, August 24, 2011

Jelema oh jelema


Dia diawali dengan hurup kapital didepannya
membusungkan dada
lantas membesarkan kepala
kemudian tertawa, hahahahahahaha
mereka dengan hurup kapital kecil diawalnya
menjadi kerdil oleh sesamanya
pun denganku
yang menjelma menjadi Dia dan mereka
dengan atau tanpa diawali hurup kapital didepanya, kita sama
ya, kita hanyalah manusia yang hadir dari sesuatu yang hina
lantas, apakah kita bangga menyebut diri kita manusia yang terkadang tidak manusiawi dalam menyikapi 
dunia dan isinya?


Tuesday, August 9, 2011

ambil hikmahnya saja [lama ngampus]


      disebuah kantin. sedikit panas udara hati itu. boleh dibilang sepanas perasaan ketika kecengan di gandeng teman seperjuangan. ah, naif. sekedar menghilangkan rasa panas ini, saya pun memesan segelas minuman ringan. kopi hitam panas. lah? ko kopi hitam panas? gampang saja. jika negatif di gabung negatif maka akan posoitif. jadi jika cuaca panas di campur kopi panas, katanya akan dingin -_-
      seiring berjalannya waktu, kopi ini mulai dingin. kemudian beberapa teman mulai menghampiri. "eh wa, ko kamu masih dikampus aja?" ucap bunga (bukan nama sebenarnya). "wajar, kan  masih mahasiswa. mahasiswa itu selain belajar, tugasnya itu harus ke kampus". jawab saya datar. "oiya, kamu teh kuliah ngambil apa?" tanya bunga [lagi]. "oh, saya mah ambil hikmahnya aja". kembali jawab saya datar -_-

(manakala teringat jalan menuju kampus)

Wednesday, August 3, 2011

Hidung kamu mancung

berternak babi peranakan kangguru dan 3.5 mm. semoga lancar. ibukota keras!

Friday, July 29, 2011

Akibat ngopi kala sepertiga malam


Dalam sebuah obrolan kecil diantara kami yang baru saja melepas lelah setelah seharian penuh beraktifitas. Beberapa cangkir kopi tersaji diatas sebuah meja yang sedikit terlihat kurang rapi. Ah, lupakanlah mengenai kerapihan. Ijinkanlah kami untuk sedikit melapas lelah ini. Toh pada akhirnya, besok setelah matahari pagi terbit kita akan segera mengisi hari dengan aktifitas berbeda yang relatif sama. Mengisi waktu luang sebelum kita menutupkan kedua mata ini. Itu pikirku.
Lihat saja temanku yang bernama Nanda. Pemuda tanggung ini lebih asyik selonjoran diatas kursi yang memang nyaman. Ada juga Bobby, pria berbadan besar dan sedikit imut itu sedikit menghibur kami dengan berbagai cerita lucu. Atau obos Nova, begitu panggilannya, yang lebih menikmati untuk mengompori Bobby bercerita lebih lanjut. Dimas nur pun demikian. Menikmati obrolan santai ini dengan mendengarkan dan sesekali bertanya atau mengomentari apa yang sedang kita bicarakan. Saya disini hanya mendengarkan dan memperhatikan kata demi kata yang keluar mulut mereka.
Kata-kata yang masih saya ingat sampai sekarang kurang lebih berbunyi seperti ini “ Jangan harap polisi bisa menangkap para koruptor yang mencuri uang negara, selama mereka masih belum bisa mengurusi kesemrautan lalu lintas”. Sedikit menarik memang untuk dipahami lebih lanjut perkataan dari Dimas Nur ini, seorang kawan yang berasal dari daerah Ponoroga dan pandai dalam merajut kata.
Awalnya kalimat itu tidak saya perhatikan, hanya saja dalam perjalanan pulang menuju kontrakan, bunyi kalimat itu masih membekas dipikiran. Belum lama setelah saya sampai kontrakan seorang kawan bernama Danil, menawarkan saya untuk menikmati secangkir kopi, lagi. Saya pun kembali larut dalam obrolan kecil sebelum memejamkan mata ini. Singkatnya obrolan kecil itu membahas tentang mimpi dan harapan dimasa yang akan datang.
“Jangan harap bisa menyelesaikan hal-hal besar jika setelah bangun tidur kita tidak bisa merapikan kembali tempat tidur kita”. Ah, rasa-rasanya saya merasa mengantuk, wajar, karena waktu menunjukan jam 02.20 Wib. Kemudian saya memilih untuk tidur duluan malam itu. Lampu saya matikan, komputer dinyalakan dan lagu dari Agus Rukmana yang berada di playlist di dendangkan. Klik, mata pun terpejamkan.
Sial, rupa-rupanya bunyi percikan air mancur dalam akuarium, alunan kecapi suling dan rebab beserta dua kalimat diparagrap sebelumnya membuat saya terbangun. Saya pun beranjak dari kasur menuju dapur kemudian menyeduh kopi hitam lagi, ini ngawur. Kemudian memasuki kamar yang memang berantakan, bertemankan secangkir kopi dan beberapa batang rokok, melihat komputer yang masih menyala, saya putuskan untuk menulis. Walaupun saya masih belum mengetahui apa yang akan saya tulis.
“Allohu Akbar Allohu Akbar.....” Oh tidak ini sudah jam 04.28 Wib. Waktunya shalat shubuh, dan saya masih belum menulis apa yang akan saya tulis. Hampir setengah jam waktu yang di sia-siakan di depan komputer ini. Dilematis.
Menyadari waktu ini sudah terbuang cukup lama akhirnya, malam itu saya hanya bisa menuliskan, “Tuhan, jika waktu yang Engkau sediakan aku sia-siakan,  apakah ini akan menghambatku menjadi wisudawan? Sementara berbagai ‘jalan’ harus aku lalui untuk mendapatkan ‘keduniawian’ sebagai ‘ongkos’ menjadi wisudawan. Nanti pagi adalah harapan dan jawaban. Tapi sebelumnya saya harus menghadapai kenyataan, jika mata ini harus saya pejamkan. Selamat malam.

Tuesday, July 19, 2011

antara cowok tomboy, astri ivo & sms


Malam itu, tidak biasa dan luar biasa bersenggama menjadi sesuatu yang biasa. Hehehehe, biasanya saya berpergian mengendarai vespa, karena tiga dan lain hal saya memilih untuk menggunakan jasa angkutan umum. Biasanya ujang koim menyebut itu dengan kata angkot. Dan malam itu saya menaiki angkot  bersama simanehna (semacam penyejuk hati gitu deh J).
Seingat saya, di dalam angkot itu ada sepuluh orang waras ditambah seorang supir yang sedikit mengantuk. Saya yang sedari awal naik angkot  kebagian duduk di depan pintu masuk. Banyaknya penumpang, membuat saya merasa sedikit gerah. Dan semakin gerah ketika di pantatin oleh penumpang yang merasa dirinya cantik (padahal dia cowo tomboy) yang akan hendak turun, (entah disengaja atau tidak) masih sempat memamerkan belahan pantat yang memang terlihat seperti kulit jeruk berwarna coklat.
Bukan maksud memalingkan muka dari pemandangan yang demikian adanya, saya pun melirik kearah pacar saya sambil berkata “ah sia gelloooo waas ku halimpu na”. terlihat beberapa penumpang tersenyum malu malu melihat gelagat saya. Tak lama setelah cowo tomboy itu turun, seorang perempuan berkerudung yang mirip Astri ivo meminta supir angkot untuk menepi. “Mang kiri mang”. Mendengar titah itu, Pak supir pun memperlambat dan menepikan mobilnya ke pinggir jalan. Lalu,perempuan itu pun beranjak dari tempat duduknya dan turun. Saya tidak memperhatikan apa yang sedang terjadi, hanya saja rasa-rasanya telinga saya (mungkin penumpang lainnya juga) mendengar dengan jelas perbincangan sekejap itu. “Loh Pak? Kok ngga ada kembaliannya?”. “Emang darimana kitu neng?”  balas Pak supir sambil memeriksa kembali uang pemberian  Astri ivo kw super itu. “Dari tadi Pak, eh maksudnya dari be i pe Pak”. Saya, pacar saya dan beberapa penumpang hanya bisa tertawa kecil mendengar percakapan itu.
Tak cukup sampai disitu, setelah kami tertawa kecil, saya dengan tanpa sengaja membaca isi dari sebuah pesan singkat penumpang disebelah kanan saya. Kalau tidak salah isi pesan singkatnya “iya yang, bntr lg aku k sana. aa syng ayang” . Pesan singkat itu setelah diketik lalu di kirim kepada seorang penerima yang bernama yayang titi. Pesan yang singkat, sesingkat perjalanan saya dari perempatan B.I.P menuju perempatan sate anggrek.
18 juli 2011, manakala asap sate anggrek [lagi-lagi] mengganggu kenyamanan mata saya

Thursday, July 14, 2011

sate anggrek grek


Kendati pun yang semua terjadi bisa terulang lagi dan saya diberi kesempatan dua kali, itu bukan berarti saya akan mampir ditempat itu.
Awalnya, setelah selesai shoting saya dan beberapa teman hendak mencari makan. Rasa yang lelah mungkin bisa terobati dengan makan makanan yang enak pikir saya. Seorang kawan yang biasa di paggil nanda (bukan nama samarannya) memberi ide untuk makan sate. Pun dengan teman saya yang bernama dimas nur mengamini itu.
Singkat kata, saya dan teman-teman saya segera menuju tempat makan itu yang kebetulan searah dengan tempat saya bekerja.
Ya, sate anggrek. Mungkin sate ini cukup termasyur di kalangan penjelajah wisata kuliner di Bandung. Kamera, tripod, lampu dan beberapa alat shoting lainnya saya letakkan di bawah meja. Pada saat itu, kami berempat merasa lapar memang, maklum hari itu hari yang melelahkan sekaligus melelehkan karena matahari dan tempat pembakaran sate terasa panas saya rasakan.
Setelah duduk santai, saya pun hendak memesan sejumlah makanan. “Mba, saya pesan sate kambing dua puluh dan sapi dua puluh” pesan saya kepada pemilik kedai itu. “Makan disini mas? Yaudah duduk aja dulu, nanti ada pelayan yang menghampiri kalian” jawab perempuan itu dengan judes. Tak lama setelah itu, sorang pelayan datang menghampiri kami “Makan disini mas? Pesan apa? [lagi-lagi nadanya kurang enak didengar].
            Entahlah, rasa tersinggung saya sedikit hilang setelah saya melihat raut muka teman saya. Tanpa ambil pusing, saya segera mengambil kamera dan mengambil beberapa foto kedai sate itu.




            Makanan sudah dalam perut dan mungkin besok pagi akan bersatu kembali dengan bumi. Tak lama setelah kami makan, kami membayarnya dan segera pergi menjauhi kedai itu. Diperjalanan saya sempat berfikir “setau saya, seorang pedagang yang baik dia seharusnya bisa melayani tamunya dengan baik pula. Tapi apa yang saya alami hari ini, tidak demikian” mungkin dia sedang banyak masalah kali, fikir saya.
            Namun, seperti yang saya ungkapkan di awal, kendatipun saya diberi kesempatan dua kali, rasa-rasanya saya lebih memilih kedai sate yang jauh lebih ramah dan tentunya lebih enak dari kedai sate yang bertempat diperempatan jalan riau dan anggrek itu. Itu tu kedai sate yang asapnya mengganggu para pengguna jalan.

Monday, July 11, 2011

a litle things about an art

x: how art you today?
y: good, i feel the artventure in my artmosphere.
x: are you put some an artsip in your brain?
y: no! just imajine mozzart

Tanah Abang?


Siang itu cuaca Jakarta panas. Panas sekali. Terlihat beberapa orang yang sedang menunggu mikrolet sambil mengipas-ngipaskan koran, map dan tangan kearah muka mereka. Cuaca yang panas itu menyebabkan fatamorgana yang menyilaukan mata. Pun dengan gadis yang mengenakan rok mini itu. Sekedar untuk melepas dahaga, saya pun beranjak dari tempat pemberhentian kendaraan umum lalu membeli sebotol air mineral.
Di waktu bersamaan  seorang pemuda menghampiri bapak yang sedang duduk menunggu mikrolet sambil mengipas-ngipaskan koran. "Maaf bang, saya orang baru di Jakarta, baru datang dari Sodong Tasikmalaya. Apakah ini Tanah Abang?" Tanya pemuda itu sambil tersenyum dan sedikit membungkukkan badannya.
"Oh bukan. Ini bukan tanah aku, sumpah! Aku juga baru datang dari Medan, jadi aku juga tidak tahu tanah siapa ini.”  Mendengar percakapan itu saya kemudian menghela nafas panjang dan sedikit lupa akan panasnya cuaca hari itu.  -_-#
(ilustrasi nemu di om google)

Saturday, July 2, 2011

sajadah dan haram jadah

"malam ini aku merindukan ibu guru,
teman sebangku 
dan riuh suasana kelas ketika aku bertanya 
"bu, jadi kita itu keturunan monyet atau nabi adam"
selamat malam semuanya, selamat istirahat.
itulah status facebook saya malam ini. awalnya itu hanya iseng belaka. bermulai dari saya yang sering membaca newsfeed teman-teman saya. yang kebanyakan aktivitasnya adalah berjualan.dimulai dari jualan sajadah sampai jualan barang haram jadah.

Friday, July 1, 2011

peri bahasa

"ulah munjung ka gunung
ulah muja ka sagara
punjung mah ka indung
puja mah ka bapa"

Friday, June 24, 2011

Manfaat rokok pan versi humor


Whuataaaaaa,
Jam empat seperempat. Kiranya itu yang saya lihat. Ini sudah shubuh memang. Diluar, bisa saja ibu-ibu sudah pergi kepasar, hansip-hansip sudah beranjak pulang, sebagian ayam sudah berkokok, orang galau sudah menulis sajak, yang rajin mungkin sudah pergi ke masjid. Banyak ceritany ketika shubuh tiba.
Entah apa yang membuat saya begadang. Saya juga kurang tahu, harap ma’lum terkadang kita lupa atau mungkin tidak mengenal siapa diri kita. Yang pasti, saya berterima kasih kepada seorang kawan yang telah bersedia memberikan sebungkus rokok. Lumayan, untuk teman begadang.
Jadi ingat, ngomong-ngomong rokok, beberapa waktu yang lalu tanpa unsur kesengajaan, teman saya itu menemukan artikel tentang manfaat rokok. Salah satunya, rokok itu bisa di jadikan obat. Dan menurut saya, itu hebat. Kalau boleh saya tambahkan, ternyata manfaat rokok (bagi saya) tidak hanya sampai disitu. Ternyata manfaatnya bisa lebih, hehehe. Misalnya, rokok itu bisa menjadi salah satu indikator kesehatan. Kalau masih kuat merokok, berarti masih sehat.
Itu baru satu, belum yang kedua. Dua anak cukup. Itu tagline BKKBN. Ternyata e ternyata, merokok juga bisa membantu program KB. Karena rokok, konon katanya bisa menyebabkan impotensi dan gangguan kehamilan. #gubraggg
Ini sudah shubuh memang, dan lagi-lagi katanya kalau sudah shubuh itu biasanya maling-maling sedang beraksi (kalau maling hati? Ups, curcol). Kembali lagi pada manfaat rokok. Rasa-rasanya merokok itu bisa mengurangi tindakan kriminal. Sampai saat ini saya belum pernah mendengar apalagi menyaksikan orang merampok, menjambret dan lain-lain, sambil merokok. Paling banter golok yang mereka pegang :p
Bisa juga tidak hanya mengurangi perampokan kawan. Saya rasa merokok juga bisa mengurangi tindakan asusila. Belum pernah juga kan melihat kasus perkosaan sambil merokok? Malahan yang ada juga di rokok, ups :D
Nah, kalau manfaat yang ini juara gan. Menurut saya ( eta age ceuk aing anu bodo jeung can lulus kuliah / itu juga kata saya yang bodoh dan belum lulus kuliah) ternyata merokok bisa menambah devisa negara. Tapi angger we loba nu miskin, koplak siah! (Tapi tetap saja banyak yang miskin, “koplak siah” ; plesetan dari koplok = goblog).
Manfaat lainnya, dengan prodak yang namanya rokok ini, kita bisa membantu mencerdaskan kehidupan bangsa. Hehehehe, soalnya sekarang lagi banyak banget program beasiswa dari perusahaan penghasil rokok. Tapi, saya belum pernah dapet tuh J
Rokok bisa membuat orang menjadi taat ibadah. Pasalnya, satahu saya banyak para petani tembakau yang bisa berangkat naik haji. Ya, walaupun mereka terkadang lupa untuk turun haji.
Permisi ke toilet dulu ya, tadi sebelum tengah malam saya sempat makan makanan pedas. Jadinya sekarang saya mau boker dulu. #sfx: plung…plung…plung….biurrrrrrr
Maaf, agak sedikit lama. Rasa-rasanya, gara-gara  saya boker di toilet, kayaknya manfaat rokok bisa bertambah lagi deh. Saya rasa rokok bisa menjadi pengharum ruangan. Ya setidaknya bagi saya, ternyata ketika kita lagi boker itu bisa menyamarkan bebauan yang keluarkan itu, hehehehe….
Itu tadi manfaat lain daripada rokok. Sedikit info tambahan, perlu kawan-kwan ketahui kalau orang yang tidak merokok itu penyakitnya banyak. Ada yang sakit ginjal, katarak, kangker payudara, mag, aids, rorombeheun jeung sajabana we lah. Tapi perokok itu penyakitnya cuma satu. Sakit paru-paru. Dan info tambahan lainnya, sangat jarang ditemukan seorang perokok itu masuk UGD. Tahu kenapa? Ya, bisa saja sebelum masuk UGD dia sudah tewas, hehehehe….
Itu tadi [lagi] beberpa pakta (baca: fakta, ma’lum saya orang garut) yang saya tulis. Permasalahan anda merokok atau tidak itu bukan masalah bagi saya. Toh ternyata, saya bisa menemukan sisi lain dan sisi prisilia dari rokok J
***
 Ditulis dalam keadaan sadar, sesadar-sadarnya sadar hussein :)


 (foto di copy dari blognya teman (bani hudaya, dan ini link urlnya: http://3.bp.blogspot.com/_0Hl58e3ElT8/SZ2bSAN75KI/AAAAAAAAAWA/1wsI4n_L4WY/s1600-h/by+maru.jpg)

Wednesday, June 22, 2011

Peta Perfilman Indonesia

   Latar Belakang
         “Film. Mungkin anugerah seni terbesar yang pernah dimiliki manusia.” Kalimat ini muncul dari mulut Joni (Nicholas Saputra) dari film Janji Joni karya Joko anwar (Kalyana Shira, 2005). Mungkin Joni benar. film merupakan media komunal dan cangkokan dari berbagai teknologi seperti teknologi fotografi dan rekaman suara dan unsur-unsur kesenian seperti seni rupa, teater, sastra, arsitektur hingga musik.  Ketika Semua unsur tadi terkumpul dan menjadi satu kesatuan utuh yang disebut film lalu bertindak sebagai agen transformasi budaya, film tidak akan tertinggal dan mampu bersaing dengan teknologi media dan seni lainnya.
Dalam kajian media massa, film masuk ke dalam jajaran seni yang ditopang oleh industri hiburan yang menawarkan impian kepada audiensnya yang ikut menunjang lahirnya karya film. Karena itulah, para produser sering kali memperhitungkan selera audiens dalam memproduksi sebuah film.
Sejak pertama kali diputarkannya film nasional Indonesia pada tahun 1926, produksi film nasional Indonesia memang tidak henti-hentinya mengalami gejolak pasang surut. Perfilman Indonesia mencapai puncaknya pada dekade 70 dan 80-an. Ketika itu film-film Indonesia merajai bioskop-bioskop lokal.
Akan tetapi, perkembangan perfilman Indonesia mulai mengalami kelesuan semenjak dekade 90-an. Jumlah produksi film Indonesia mengalami kemerosotan tajam sejak tahun 1992. Data menunjukan tahun 1994 terdapat 26 judul film yang diproduksi, 1995 ada 22 judul, 1996 ada 34 judul, dan 1997 ada 32 judul.[1] Akibatnya, acara tahunan Festival Film Indonesia (FFI) ditiadakan mulai 1992 karena jumlah film yang terlampau sedikit sehingga tidak layak bagi penyelenggaraan festival. Sebagai upaya mendongkrak jumlah produksi film nasional yang terus merosot pada tahun 1990-an, Lembaga Sensor Film (LSF) agak melonggarkan kriteria penyensoran. Akibatnya, banyak muncul film dengan tema-tema seks dan kekerasan. Pun, film-film seperti itu hanya mampu melayani bioskop menengah ke bawah (bioskop golongan C).
Pada tahun 1995 BP2N (Badan Pertimbangan Perfilman Nasioanl) memberikan dana produksi kepada dua film nasioanal: Bulan Tertusuk Ilalang (disutradarai Garin Nugroho) dan Cemeng 2005 (disutradarai Putu Wijaya). Kendatipun film Bulan Tertusuk Ilalang memperolah apresiasi yang bagus dalam festival internasioanl, di dalam negeri sendiri justru gagal secara komersial.
Merosotnya jumlah produksi film Indonesia pada dekade 1990-an, kemudian diperparah oleh krisis moneter yang mendera hampir semua sendi ekonomi nasional. Munculnya film Kuldesak, yang diedarkan pada tahun 1998 dan diproduksi secara bergerilya sejak tahun 1996 menandai babak baru dalam pola produksi film. Film yang di sutradarai oleh quartet “ generasi baru” sineas Indonesia (Riri Reza, Mira Lesmana, Nan Triveni Achnas dan Rizal Mantovani) telah berani mendobrak belenggu birokrasi. Misalanya, tanpa mengajukan ini pendaftaran kepada Departemen Penerangan. Hal lain yang unik dari film Kuldesak adalah sumber pembiayaan yang berasal dari “dana patungan” keempat sutradara itu dari proyek komersial mereka di industri televisi Indonesia. Munculnya film Kuldesak jyga menandai leburnya pemilahan yang nyaris sulir dipersatukan selama ini di antara pihak produser dan sutradara. Dengan kata lain, Kuldesak menjadi momen betapa regulasi dalam produski pelan-pelan mulai kehilangan relevansi sosiologisnya serta efektivitas ekonomisnya dalam menjamin bisnis perfilman. Dalam praktiknya, sejumlah film Indonesia yang diproduksi belakangan tak terlampau terikat lagi dengan regulasi pemerintah dalam produksi.
Awal tahun 2000, muncul film berjudul Petualangan Sherina yang dibintangi oleh Sherina Munaf, aktris dan penyanyi cilik berbakat. Riri Reza dan Mira Lesmana yang berada di belakang layar film ini berhasil membuat film ini menjadi tonggak kebangkitan kembali perfilman Indonesia. Setelah itu munculah berbagai judul film lain dengan segmen dan tema yang berbeda-beda yang juga mendulang sukses secara komersil, seperti film Jelangkung yang merupakan tonggak tren film horror remaja yang pernah bertengger di bioskop Indonesia untuk waktu yang cukup lama. Selain itu ada pula film Ada Apa dengan Cinta yang menampilkan sosok Dian Sastro dan Nicholas Saputra yang merupakan merupakan film roman remaja. Sejak saat itu berbagai judul film dengan berbagai tema dan genre mulai bermunculan seperti Di Sini Ada Setan, Tusuk Jelangkung, Bintang Menari, Eiffel I’m in Love, Arisan, Daun di Atas Bantal, Ijinkan Aku Menciummu Sekali Lagi, Marsinah, Dealova, Lovely Luna, Beth, Novel Tanpa Huruf R, Bad Wolves, dan Catatan Akhir Sekolah adalah beberapa diantara judul-judul film Indonesia yang memainkan perannya dalam kebangkitan Industri perfilman nasional.
Akan tetapi, di era yang bersamaan dengan lahirnya Keputusan Presiden tentang “ Bidang Usaha Yang Tertutup dan Yang Terbuka Dengan Persyaratan Tertentu Bagi Penanaman Modal” telah ikut andil “Mematikan” bisnis film di Indonesia. Ini karena keputusan presiden itu memuat ketentuan tertutupnya investasi dari pihak asing dari kemungkinan modal (investasi) asing, dan hal itu membuat perfilaman Indonesia mendapati permasalahan dalam pengadaan dana. Dengan demikian keputusan presiden tersebut sesungguhnya bersifat kontraproduktif dengan upaya mendongkrak jumlah produksi film nasional.
Di sisi lainnya, persoalan distribusi film sama pentingnya dan berhubungan erat dengan produksi film karena setelah film selesai diproduksi kemudian masuk  ke lembaga sensor, film tersebut siap dipasarkan atau didistribusikan.
Berbicara tentang distribusi perfilman merujuk pada realistis bisnis yang menguasai tiga unsur dalam mata rantai bisnis film yang meliputi pengadaan film impor, distribusi atau pengedaran film dan eksebisinya di bioskop yang praktek bisnisnya mengacu pada konsep integrasi vertikal.
 Bersambung......


[1] JB Kristanto, Sepuluh Tahun Terakhir Perfilman Indonesia, www.kompas.com/kompas-cetak/0507/02/Bentara/1857854.htm, 24 Nopember 2005.

Mangga, Malam mingguan#12 (Pemutaran dan diskusi film)

Mangga, Malam mingguan adalah acara rutin sebulan sekali yang diselenggarakan Sanggar Sinema Story Lab yang merupakan kegiatan diluar kelas dari Sekolah Sinematografi Story Lab. Selain memutar film-film karya kami, acara ini juga menerima karya teman-teman untuk diputar dan di apresiasi. Tidak hanya sampai di situ, pada Mangga, Malam Mingguan juga ada diskusi interaktif antara penonton dan pembuat filmnya.
Pada Mangga, Malam Ming...guan sekarang (yang ke-12), kami akan menghadirkan beberapa film dengan tema“film ¾ jadi”. Film-film yang akan di putar antara lain:


1. Cokelat
Sutradara: Inggrid Putri Omega & Muchamad Hanif
Fiksi | 4’ 54” | Story Lab | 2011 Bandung
Setiap orang mempunyai kenangan dengan coklat. Coklat bagi orang kebanyakan adalah sesuatu yang manis. Tapi, dibalik manisnya coklat ada juga kisah pahit. Ini dialami oleh Nita. Bagaimana Yanyan mengembalikan pahitnya coklat dan hidup Nita melalui sebatang coklat?


2. Lelah
Sutradara: Andi Pardede
Fiksi | 2’ 54” | Crewpuck Pictures | 2011 | Bandung
Anak. Sebuah keluarga tentunya belum lengkap jika tanpa kehadiran anak. Disisi lain, manusia sebagai mahluk Tuhan, suka melampaui atas apa yang telah menjadi kehendak Tuhan. Termasuk usaha-usaha untuk mempunyai anak

3. Kenal Pot
Sutradara: Kartiwa
Fiksi | 3’ 31” | S3L Production | 2011 | Bandung
Manusia dalam berkomunikasi sering kali terhambat oleh “noise”. Film sebagai bentuk komunikasi massa tak ayal terhambat juga oleh “noise-noise” dalam pembuatannya. Film ini adalah representasi pegiat film (khususnya di bandung) ketika hendak memvisualkan ceritanya.

4. Lewat Dini Hari
Sutradara: Momor. S.ikom
Fiksi | 3’ 45” | S3L Production | 2011 | Bandung
Dunia industri tidak lepas dari deadline.

5. Oh My God “Ngeden”
Sutradara: Ikra “Nitz” Amnesia
Fiksi | 4’ 30” | S3L Production | 2011 | Bandung
Membuang hajat adalah anugerah terbesar dalam kehidupan manusia. Dan gempa adalah musibah bagi sebagian orang. Manakala anugerah dan musibah dipersatukan dalam waktu yang bersamaan, apa yang terjadi?

7. Cinta Masuk Desa*

* Masih dalam konfirmasi


Dan Pertunjukan Akustik dari Elsi Like Tree



Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Sabtu, 25 Juni 2011
Jam 19.00 s.d 21.00 Wib
Story Lab, Jl. Mangga No.14 Bandung

Informasi Lebih lanjut: Andi Pardede [085722274219]

GRATISSSS!!!!

Monday, June 6, 2011

Jebakan Buaya


Pagi itu alun-alun negeri Kumulusun yang terletak tidak jauh dari sungai Kaluangai sudah ramai. Ramai sekali. Wajar, karena hari itu Raja Sulum Al-Lusun akan mencari pendamping untuk puteri tunggalnya. Nyi Sum Lusun. Dia perempuan yang cantik ayu dan sedikit pemalu. Terlihat beberapa pemuda tampan dan gagah berani berkumpul mengelilingi alun-alun. Tak lama setelah itu, baginda raja dan semua rombongan segera menuju tepian sungai untuk melaksanakan sayambara.
“Baiklah, saudara-saudara sekalian saya berterima kasih atas kedatang kisanak semuanya. Dihari yang indah ini saya bermaksud mencari pendamping untuk puteri saya. Disana, disungai itu dulunya terdapat sepuluh buaya yang ganas. Namun sekarang, tinggal tujuh. Karena beberapa waktu yang lalu tiga buaya lainnya telah dimangsa oleh saudaranya sendiri. Barang siapa yang berhasil menyeberangi sungai Kaluangai dengan selamat, maka dia berhak atas puteriku dan kerajaanku.”
Mendengar  bewara yang diucapkan oleh sang raja semua pria tampan dan gagah perkasa menjadi tidak bernyali. Bahkan terlihat beberapa pemuda memegang leher mereka sambil ketakutan. Dan suasanapun menjadi hening. Tiba-tiba dibalik semua keheningan itu, seorang pemuda kurus terjun melompati sungai dan dengan kecepatan tinggi di mampu selamat sampai seberang sungai Kaluangai.
“Wahai pemuda, siapa namamu? Darimana Asalmu? Apakah kamu bahagia mewarisi kerajaanku dan menikahi puteriku? Tanya baginda raja sumringah. “Maaf tuanku, rasa-rasanya semua pertanyaanmu tidak begitu penting bagiku. Sekarang aku hanya ingin tahu siapa orang yang mendorongku dan membuatku terjerumus di sungai ini”

Saturday, June 4, 2011

telegram tuhan

demi bau tanah setelah diguyur hujan
dan bau kaki yang dibalut kaos kaki
diri yang terisolasi
dalam rupa manusia yang tak manusiawi
ada sebuah kealpaan dalam fikiran
ketika hendak menggapai sebuah tujuan
seringkali kita melupakan orang tua yang merupakan teladan!
lalu, kenapa kita menjadi demikian?
tersirat kabar melalui sebuah telegram dari tangan tuhan, yang terucap dari mulut seorang perempuan
nyatanya orang tua tidak bertindak demikian.

Tuesday, May 31, 2011

Taryono vs Jhon

     Siang, itu hawanya terasa panas. Panas sekali. Lipatan-lipatan debu jalanan dibalut asap kenalpot membuat jalanan terasa hot. Terlihat seorang pemuda gahar sedang meminum minuman beralkohol di pinggir jalan. Panasnya udara tidak ia hiraukan. Seorang pria kepayahan karena panas, datang dari arah berlawanan dan menghampiri pemuda yang sedang mabuk. Dengan sedikit ragu, Taryono pemuda tinggi kurus asal tegal mencoba menghampiri Jhon. Pemuda tegap yang sedang mabuk.

    "Maaf masnya, saya numpang tanya" Taryono terlihat sedikit membungkukan badannya. Mendengar pertanyaan itu Jhon tidak menggubris. Dia seolah hanya peduli dengan apa yang tengah dipegangnya. Minuman beralkohol. "Maaf masnya, kalau saya mengganggu si mas. Saya mau numpang tanya, kalau pasar itu dimana ya?" Ucap Tartono sambil sedikit membungkukan dadannya [lagi]. Perlahan dengan pasti Jhon mulai menatap pemuda tinggi kurus yang sedang berada tepat didepannya. Lalu dia berusaha berdiri. "Kau berjalan terus, teruuuus, teruuuuus keujung sana. Kalau disana ada banyak orang, itu passssaaar!" Mata Jhon melotot. "Oh, jadi saya salah jalan ya mas?". "Maaf masnya, mengganggu lagi". Jhon berhenti menegak minuman beralkoholnya. Hampir tersedak dia. "Apalagi kamu ini, mau saya hajar?" Terlihat Jhon mengarahkan tinjunya kewajah Taryono. "Maaf masnya, kalau boleh saya tahu, jalan kerumah sakit itu kemana ya?" Taryono berusaha tersenyum segan. "Ah, kamu ini mengganggu orang saja. Sekarang kamu mundur tiga langkah dan berbaring di garis putih itu, lalu beberapa saat kemudian ada mobil yang mengantarkanmu ke rumah sakit. Gampangkan?". Mendengar penjelasan Jhon Taryono hanya bisa tersenyum kecut. Sambil berjalan meninggalkan pemuda mabuk tadi, taryono berguman "sekarang sumber air sudekat, bisa mabuk kapan saja kakaaaa"



(Terinspirasi dari mop epen kah cupen toh)

Thursday, May 19, 2011

Visualisasi Televisi

Mungkin disini sepi dan sunyi
Disebrang sana sebagian orang bernyanyi
Bergemuruh riuh dengan bunyi-bunyi
Lihat itu, para penari!
Lekuk tubuhnya  illusi
Parasnya Frustasi
Ada juga yang berkelahi adu nyali
Menjemput pati
Apakah ini imajenasi?
Bukan, ini visualisasi sebuah televisi.

"manakala sendiri, bertemankan secangkir kopi"

Friday, May 6, 2011

Cara Kami merasa


“….Awas ah ketawa mulu, ntar kita jadian loh….”

Mendengar kata – kata itu, kemudian sepasang bola mata yang bulat dibalut kacamata dengan pipi merah merona kemudian tersenyum. Senyum yang mengembang. Malam itu, kalaupun Venus ada disampingku, aku yakin perempuan yang sekarang sedang duduk manis dihadapanku jauh lebih cantik. Melalui dua gelas bandrek panas dan empat potong pisang goreng, sebuah kepastian akan hari esok dan babak baru keturunan Adam dan Hawa dimulai sejak saat itu.
Dia perempuan biasa. Aku juga biasa. Tapi, ketika kami berdua, itu bisa jadi luar biasa. Kami hanya sepasang insan yang bertalian rasa, mencoba hidup bahagia, bukan mencari siksa kemudian terpaksa untuk mencinta.
***

Wednesday, May 4, 2011

Musik sebagai alat komunikasi

          Kehidupan manusia tidak bisa dilepaskan dari musik. Bahkan orang – orang yang hidup di pedalaman pun mengenal musik. Dari dulu sampai sekarang upacara – upacara adat yang digelar mereka, pasti diwarnai oleh bunyi – bunyian yang dikeluarkan oleh alat musik tradisional maupun dari mulut orang-orang yang sedang mengikuti acara tersebut. Begitu juga dengan acara – acara keagamaan. Lantunan ayat suci Al-Qur’an yang keluar dari mulut qari atau qari’ah, bahkan puji – pujian dalam shalawat nabi pun mengeluarkan nada – nada yang enak didengar. Umat Kristen bahkan punya Paduan Suara Gereja. Itulah mengapa manusia tidak bisa hidup tanpa musik. Suka atau tidak, musik telah memberikan pengaruh yang sangat besar kepada manusia. Itulah sebabnya, orang seperti Bob Marley, Elvis Presley dan beberapa musisi lainnya bisa mempengaruhi jutaan penduduk Jamaika, Amerika bahkan penduduk dunia lewat lirik – lirik lagunya. 
Malam ini, ketika tanpa sengaja saya membuka sebuah folder bernamakan ‘musik ciamiksss’. Sekilas saya membacanya musik ciamis, penasaran dengan isi dari folder itu saya pun membukanya lalu memasukan satu persatu kedalam playlist winamp dan mendengarkan beberapa lagu tanpa judul itu (hanya bertuliskan; track 01, track 02 dst).
Sambil mendengarkan lagu – lagu itu, ternyata itu bukan dari musisi – musisi yang legendaris. Bukan juga lagu – lagu yang laris ataupun lagu yang berkisah cinta romantis. Ini adalah lagu yang akrab ditelinga saya ketika jaman kuliah dulu. Salah satu yang masih saya ingat betul adalah lagu yang berjudul “buruh tani”. Dan ini lrik lagunya:

Buruh tani mahasiswa rakyat miskin kota/
Bersatu padu rebut demokrasi//
Gegap gempita dalam satu suara/
Demi tugas suci yang mulia//
Hari-hari esok adalah milik kita/
Terciptanya masyarakat sejahtera/
Terbentuknya tatanan masyarakat
Indonesia baru tanpa Orba//
Marilah kawan/ mari kita kabarkan/
Di tangan kita tergenggam arah bangsa/
Marilah kawan/ mari kita nyanyikan/
Sebuah lagu tentang pembebesan//
Di bawah kuasa tirani/
Kususuri garis jalan ini/
Berjuta kali turun aksi/
Bagiku satu langkah pasti//

 Awalnya musik mungkin hanya serangkaian bunyi yang memiliki nada. Bunyi – bunyian tersebut dikeluarkan melalui suara manusia, atau alat – alat lain yang bisa mengeluarkan nada, seperti alat – alat musik misalnya. Musik itu sendiri kemudian menjadi bentuk komunikasi. Jika kita lihat dari model komunikasi Laswell yang berbunyi, who says what to whom in which channel with what effect, maka musik dapat kita masukkan ke dalam salah satu bentuk komunikasi. Dan bagi saya, setelah mendengar beberapa lagu tadi, saya merasa merindukan masa – masa kuliah saya. Salah satunya adalah masa ketika aksi.
Terima kasih untuk kejutan malam ini, berkat mendengarkan beberapa lagu waktu dulu saya masih harus beraksi menulis skripsi dan wisuda bulan juli.

Thursday, April 28, 2011

Bincang riang


Malam panjang bertabur bintang
Cemerlang
Hati yang riang
Berbincang
Tuhan, adakah ruang untuk saling menyayang?

Wednesday, April 27, 2011

OASEM

beberapa minggu yang lalu jalan mangga no.14 di gemparkan dengan sekumpulan band berbahaya yang bernama lem of got. seiring berjalannya waktu, band tandingan pun muncul. OASEM. itu namanya. sebuah nama yang tidak komersil memang. pun dengan lagunya. maklum, kami disini tidak menjual lagu ataupun skill yang kami miliki. kami disini hanya menjual tampang yang rupawan?. inilah kami OASEM. grup musik terkeren ketiga setelah kangen band dan lem of got. selamat menikmati.

Bincang bimbang

Malam panjang tanpa bintang
Remang
Hati yang bimbang
Berbincang
Tuhan, apakah nanti kuburanku terang?

Tuesday, April 26, 2011

Arumba

Arumba kerap kali membuat onar dalam keluarga atau pun lingkungannya. Tengok saja kejadian beberapa hari yang lalu. Sepulang sekolah rumba membuat ayahnya mengelus dada. Ketika itu ayahnya sedang adzan dhuhur. Tanpa sepengetahuan ayahnya, rumba masuk masjid dan memperhatikan apa yang sedang dilakukan ayahnya. Kemudian di keluar dari tempat peribadatan itu. Dia mendengar suara ayahnya muncul dari pengeras suara. Kemudian dia masuk lagi. Keluar lagi. Dan masuk lagi sambil berkata “horeee suara ayah terdengar keluar, suara ayah tak kalah bagus sama om iwan fals”. Kaget mendengar suara anaknya, Patarka yang sedang memanggil-manggil orang sekeliling desa untuk beribadah sholat kemudian menghentikan adzanya. “, ayah sedang adzan saying, tolong jangan berisik ya!” Dan Patarka lupa kalau tombol mic masih dalam keadaan menyala.
Bukan hanya itu bentuk-bentuk kenalakan rumba. Ketika sore tiba, setelah kejadian mengganggu adzan, Gipitapa ibu Arumba meminta tolong Arumba untuk mengambil ayam dari kandangnya. Ibunya berniat membuat ayam goreng bumbu asam manis saus torpedo untuk makan malam. Arumba tidak tahu bagaimana caranya menangkap ayam. Dia hanya bisa mengeluarkan semua ayamnya yang berjumlah empat ekor itu keluar dari kandangnya. Setelah ‘sang korban’ ada dihalaman rumah,. Arumba berpikir keras bagaimana menangkap sekumpulan ayam kampung pemberian pamannya. Arumba teringat sebuah alat canggih penangkap hewan milik ayahnya. Ya, pancingan. Tempo hari Arumba sempat melihat bagaimana kegiihan ayahnya menangkap beberapa ikan di kolam pamannya. Pikirnya, mungkin dengan pancingan itu dia bisa mengangkap salah satu ayamnya. “Horeee, Ibu aku berhasil mengangkap ayamnya, lihat Bu Rumba hebat”. Dengan bangga Arumba menghampiri Ibunya yang sedang meracik bumbu di dapur kemudian dia bercerita bagaimana cara dia mengangkap ‘sangkorban’. “Lalu, tiga ekor lainnya kemana Rumba?  Tanya ibu. “Rumba menangkapnya juga Bu, tapi Rumba masukin kolam, biar mereka tidak susah lagi ditangkap”. Mendengar cerita anaknya Gipitapa hanya bias mengelus dada. Arumba pun kemudian mandi.
Setelah mandi Arumba pun di panggil Ibunya. “Rumba, kamu kan perempuan, dan perempuan itu harus bias masak. Sekarang kamu lihatin Ibu masaka ya” Arumba hanya tersenyum mendengar nasehat Ibunya. “Coba masukin ayam yang sudah dipotong itu kedalam wajan, Ibu mau kerumah pamanmu” Rumba pun menuruti titah Ibunya. Kemudian Rumba memasukan ayam-ayamnya ke wajan dan Ibunya keluar meninggalkan rumah. Selang lebih kurang setengah jam, Arumba kesal dan bosan karena dia tidak tahu harus melakukan apa lagi. Arumba pun keluar rumah dan menemui Ibunya. Dalam perjalanan, Arumba melihat pertunjukan doger monyet. Arumba lebih tertarik melihat monyet-monyet yang menari-nari ketimbang melanjutkan perjalanan menuju rumahnya. “Min, aku balik lagi ya, kasihan rumba. Dia dirumah sendirian. Sekali lagi maaf ya untuk ayam dan kolamnya”. Setelah berpamitan, Gipitapa segera pulang menuju rumah. Ditempat yang berbeda Arumba kaget karena dia harus menemui Ibunya. Ia pun bergegas dan berlari menuju rumah pamanya. “Camulikum, pelmici Om, Bunda Tapa macih dicini?” Tanya Rumba sambil tersenggal-senggal. “Baru saja dia meninggalkan rumah dan pulang menuju rumahmu”. Malas dan cape setelah berlari Arumba pergi menuju dapur dan mengambil segelas air minum lalu menuju kamar adik sepupunya untuk istirahat. Lebih tepatnya tidur-tiduran dan kemudian tertidur.
Dari halaman rumah Gipitapa mencium bau kurang sedap, dengan sedikit lari kecil dia memasuki rumahnya dan menuju dapur. “Astaga, ayamnya gosong, yaaaaahhh Arumba -_-

(Kegosongan itu menjdi cikal bakal arumba menjadi garing hingga saat ini)

Tuesday, April 19, 2011

do'a tambahan sebelum akad nikah

"tuhan,
seandainya malam ini ada teror bom,
jangan kau ijinkan mereka menaruh bom disini,
menghantam kepala kami"

(sebuah rancangan pidato kemenangan manakala saya akad nikah)

Sunday, April 17, 2011

Project sangkuriangan

Beberapa hari yang lalu saya dan teman saya melakukan project "sangkuriangan". Project yang singkat. Malam ngorder, besok jadi, hehehe kurang lebih seperti itu yang dimaksud project "sangkuriangan". Projectnya simpel. membuat ILM tentang KB. Bagi yang hendak melihat, berkomentar, memberikan kritik, saran dan bentuk-bentuk apresiasai lainya, silahkan klik disini: ILM BKKBN : Ketahanan Ekonomi Keluarga (BKKBN PSA: Family Economic Resilience) dan disini: ILM BKKBN: Peningkatan Ekonomi Keluarga (BKKBN PSA: Family Economic Improvement)


Tuesday, March 1, 2011

bukan mimpi part I

Disebuah ruangan sempit dan pengap Dani kesusahan untuk melepaskan tali yang mengikatnya. Tali yang mengikat dan melingkari tubuh kurusnya. Sesekali dia berteriak kesal dan meronta-ronta. Dia merasa tidak seharusnya ada diruangan yang sempit menyedihkan itu. Semakin dia meronta-ronta, semakin sadar kalau energinya akan habis percuma. Akhirnya dia menenangkan pikiran, terkulai lemas kemudian tertidur. Tidak terasa pagi pun tiba, matahari yang bagi kebanyakan orang berarti harapan tidak berarti baginya. Dia masih sadar betul kalau tali itu masih mengikat dan melingkarinya. Ikatannya kencang. Kencang sekali. Dani yang lemah dan kehausan hanya bisa berhalusinasi.

Dalam senyum terkembangnya, Dani memejamkan matanya. Dia melihat satu persatu orang-orang yang disayangi dan menyayanginya datang menghampiri dirinya ketika jas hitam elegan melekat ditubuhnya. Sesosok perempuan cantik datang menghampirinya, lalu memberikan kecupan lembut di pipi kirinya sambil berucap “Maaf, aku telat” kemudian perempuan cantik itu memberikan sekuntum bunga berwarna putih sambil melambaikan tangannya. Orang-orang yang menyayangi dan disayangi kemudian mendekati dan berkumpul mengelilinginya. Saat itu, Dani hanya bisa melihat dengan jelas kedua orang tuanya dan sosok perempuan itu yang meneteskan air matanya. Terdengar samar-samar isak tangis dan doa-doa di telinganya. Keadaan menjadi hening dan gelap.

Dani kemudian terbangun dari halusinasinya dan dia dikagetkan dari cahaya yang masuk dari atas atap. Perlahan dengan pasti cahaya itu membesar dan membuatnya silau dan semakin silau. Seorang anak kecil dengan pakaian serba putih menghampirinya. Kemudian sambil tersenyum dia membawa Dani masuk kearah cahaya itu. Tiba-tiba tali-tali yang mengikatnya seolah melepaskannya begitu saja. Anak kecil itu menuntun tangan kanannya dan membawanya pergi menuju cahaya itu. Dihadapannya, sungai-sungai mengalir indah. Burung-burung berterbangan. Sesekali dia melihat perempuan-perempuan cantik menari menggoda mengelilingi mereka berdua. Dani masih bingung. Dimana aku?. Dalam hati Dani, dani berucap “Tempat apa ini? Aku belum pernah melihat tempat sedamai dan seindah ini” Belum sempat dia mengucapkan apa yang dipikirannya, anak kecil tadi membalas ucapan Dani “Bukan kakak, ini bukan surga, ini adalah sisi lain dari masa lalumu”. Kamu lihat itu?” Kemudian Dani melihat kearah samping kanan. Dilihatnya keluarga harmonis. Dani merasa akrab betul apa yang dilihatnya. Dani merasa yakin itu adalah potret masa kecilnya. Masa kecil yang indah baginya. “Nanti kalau kamu sudah besar, kamu harus bisa menjadikan apa yang seharusnya terjadi dan bertindak benar karena itu benar” Ucap Ibunda Dani dan Ayahnya.

Dani kemudian meneteskan air matanya. Tak kuasa dia melihat masa kecilnya yang indah itu hanya menjadi masa lalu baginya. Ada kerinduan dalam dirinya. Kerinduan akan sesuatu yang pernah dialaminya dulu. Yang bisa ia lakukan hanyalah memejamkan mata.

Dani berusaha membuka matanya perlahan dan melihat sekeliling. Dia masih dalam keadaan terikat olah tali yang sama didalam ruangan yang sama. “Oh tidak, ternyata aku tadi berhalusinasi lagi”. Dengan sekuat tenaga Dani berusaha melepaskan tali yang mengikatnya. Dia pun berhasil. Dani yang baru saja terbagun dari tidur dan mimpinya, berusaha menjadikan impianya terwujud. Rasa malas yang membelenggunya selama ini, disingkirkan jauh-jauh dari kehidupannya. Dia harus bisa melihat orang tuanya tersenyum ketika dirinya di wisuda.

Saturday, January 22, 2011

Rindu Film

Film, adalah anugerah seni terbesar dalam peradaban manusia. Ucap joni (nicolas saputra) dalam film Janji Joni. Ada yang bilang film itu sebuah karya intelektual. Karena didalamnya berbagai tradisi ilmu diramu dan disajikan kepada penonton. Penyajian kembali atas sesuatu fenomena sosial menjadi suatu tontonan tentunya bukan hal yang mudah. Dan saya merasa sepakat dengan pernyataan diatas. Memang, ada juga beberapa sineas atau pun film maker membuat film mereka dengan gaya mereka sendiri (film aing kumaha aing, dibaca: film saya terserah saya). Saya juga tidak bisa menyalahkan pernyataan itu. Karena itu hak mereka. Bagi saya, membuat film itu adalah membuat ilusi. Yang didalamnya terdapat prinsip reka percaya. Maka dari itu ketika kita akan membuat sebuah ilusi yang akan disajikan kembali melalui medium film, kita harus memahami dua hal. Yang pertama adalah mengetahui dan memahami keadaan masyarakat dan yang kedua adalah seorang film maker harus mempunyai hasrat untuk menggugat sesuatu yang berangkat dari keresahan mereka sendiri.

Mengutip kata Jean Cocteau, seorang pujangga dan filmmaker dari Perancis. “Film is Picture writing”. Membuat film itu bukan semata-mata mengurusi permasalahan teknis. Tapi ada hal lainnya yang memerlukan perhatian lebih. Yaitu menulis dan menyajikan kembali sebuah ilusi. Ilusi yang dituangkan kedalam sebuah naskah, harus benar-benar kaya akan data, imajinasi, wawasan yang luas dan kreatifitas yang baik. Sehingga, ketika itu disajikan kembali dalam bentuk medium film dengan teknis yang seadanya pun bisa tetap enak dinikmati penonton karena unsur reka percayanya tidak hilang karena telah dirangkai dengan baik.

Ketika film sudah jadi, sering kali bagi para pembuat film yang berbasis komunitas atau kampus yang saya temui, mereka dipertemukan dengan kendala lagi. “Film kami akan dikemanakan?” lebih kurang pertanyaan seperti itu yang muncul dibenak mereka. Menyambung kata penyajian kembali, saya lebih suka kalau film-film yang telah diproduksi itu tidak menjadi hiasan kamar. Tapi wajib dipertontonkan kepada khalayak, dimana pun itu tempatnya. Anggap saja itu adalah bentuk pertanggung jawaban atas sebuah kekaryaan yang merepresentasikan dari suatu keadaan.

Itulah sedikit tulisan mengenai film dari kacamata saya.

Thursday, January 20, 2011

pagi ini

disuatu pagi ada seorang penyelam yang sedang melihat indahnya terumbu karang di taman terumbu karang nasional di bunaken. sampai di kedalaman 10 meter ia dikejutkan oleh seseorang yang berada tepat disampingnya. tanpa menghiraukan orang itu, si penyelam kemudian turun lagi sampai kedalaman 25 meter. tiba-tiba ia terkejut lagi melihat orang yang tadi disebelahnya menyusulnya. penyelam turun lagi, sampai kedalaman 35 meter. penyelam itu makin heran, karena orang yang disampingnya tadi terus mengikutinya. kemudian, ia mendekati orang tersebut sambil memberikan white board dengan alat tulisnya dengan tulisan: " hebat bener kamu...gimana caranya sampe ke kedalaman begini tanpa memakai alat selam?"

orang itu mengambil white boardnya dan menulis: " gua tenggelam, Goblok!"

Monday, January 17, 2011

terima kasih Tuhan telah menciptakan gorengan

Tuhan, berikan aku satu orang yang bisa menghiasai kehidupanku. Yang bisa mewarnai hari-hariku dan berbagi satu sama lainnya. Itulah do'aku padaMu setahun yang lalu. kepada Sang Maha Lain. Malam ini Engkau memberikan sesuatu yang lebih. Kejutan yang tidak pernah aku duga. Tidak hanya satu. Tapi banyak sekaligus. Tidak hanya dia yang mempunyai senyuman indah. Engkau juga memberikan mereka. Mereka yang selalu dekat dengan kehidupanku. Orang-orang yang selalu ada disekelilingku. Buatku mereka tidak hanya teman. Mereka adalah saudara, walaupun kami tidak pernah terikat oleh hubungan darah. Di ulang tahun kami yang pertama, aku menemukan sauatu yang lain daripada biasanya. Sesuatu yang ketika dipertanyakan, aku hanya bisa menjawab dengan senyuman mengembang dengan mata terpejam. Terima kasih Tuhan, telah memberikan kesempatan kepada kami untuk berkumpul kembali di malam ini. Terima kasih saudara-saudaraku. Terima kasih atas kedatangan kalian. Selamat ulang tahun kawan. Semoga selamat sampai tujuan.

Sunday, January 16, 2011

Mangga Malam Mingguan#8

Mangga malam mingguan merupakan event pemutaran film pendek yang disediakan olah Story Lab, sebuah workshop film di Bandung yang menyediakan dirinya untuk melakukan pelatihan sinematografi melalui kurikulum sederhana tapi sanggup membuat para siswanya memahami secara mudah proses produksi film dan akhirnya melahirkan sebuah karya film pendek. Mangga malam mingguan diselenggarakan untuk memutar film karya siswa-siswa yang tergabung dengan Story Lab dan film-film dari komunitas seluruh Indonesia. Mangga Malam mingguan ini diselenggarakan tiap bulannya untuk memberikan ruang pada film pendek Indonesia dan Bandung pada umumnya.

Kali ini, mangga malam mingguan yang ke-8 tidak hanya pemutaran film dan diskusi saja. Ada yang sedikit berbeda. Sandi Jaya Saputra atau yang biasa akrab dipanggil Useng (brigade foto) berkesempatan memamerkan karya-karya foto behind the scene film 'Senja' (tugas akhir Film Sekken) dengan tema 'Kesendiriannya'. Foto dalam produksi sebuah film adalah sebuah usahacapture the moment. Seorang fotografer behind the scene adalah seseorang yang sangat 'sendirian' dalam produksi sebuah film. Dia mengamati, berpikir dan menyusun cerita dalam sebuah moment pembuatan cerita. Dan pameran foto seorang Sandy Jaya Saputra adalah sebuah pameran untuk menyajikan momen-momen 'Kesendirianya' dalam momen-momen produksi sebuah film. Pameran yang memberikan kontemplasi pada usaha-usaha penghadiran sudut-sudut dimana sebuah momen tertangkap sekaligus memberikan nuansa proses film melalui foto pada acara pemutaran.



Bagi yang berminat mengadiri, silahkan datang ke Mangga Malam Mingguan#8 pada:
Hari/Tanggal : Sabtu, 29 Januari 2011
Waktu : Jam 19.00 s.d 22.00 Wib
Tempat : Story Lab, Jl. Mangga no 14. Bandung

Saturday, January 15, 2011

Adzan Jum’at

cuaca pagi ini cerah. cerah sekali. hampir sulit dibedakan antara cerah dan panas. sebagian orang sudah meninggalkan rumanhnya untuk beraktifitas. tak terkecuali dengan uma. mantan narapidana yang baru keluar beberapa bulan itu terlihat sedang sibuk beres-beres masjid. sebentar lagi sholat jum’at akan dilaksanakan dimasjid itu. ketika uma sedang mengepel masjid, haji maman yang baru pulang nyawah datang menghampirinya.

“ma, yang bersih ya ngepel lantainya! biar nanti jamaah nyaman ketika melakukan ibadah shalat jum’atnya” seru pak haji sambil tersenyum kecil.

“siap pak haji, pasti kinclong…clong” balas uma dengan ekspresi wajah yang senang.

“yaudah, kalau begitu saya pulang dulu kerumah, mau siap-siap dulu. assalamualaikum!” sambil memegang cangkul, pak haji meninggalkan uma.

setengah jam kemudian, uma sudah ganti kostum. pun dengan pak haji. uma tampak gagah ketika duduk dibarisan paling depan. bersebelahan dengan haji maman.

“ma, nanti kamu adzan ya!” seru pa haji dengan suara yang pelan kepada uma.

“siap gan, eh ko gan sih. maksud saya siap ji” balas uma dengan senang. hari itu adalah hari pertama uma mengumandangkan adzan selama hidupnya.

“ji, yang bener aja masa si uma disuruh adzan?” sahut pak erte pelan kepada pak haji.

“ngga apa-apa pak te, ibadah itu tidak hanya sholat, zakat atau ngaji. memberi kesempatan orang lain untuk adzan, itu adalah ibadah” pak haji melanjutkan dzikirnya.

mendengar pembicaraan itu uma hanya melirik ke arah pak erte. dalam hati, uma berdoa kepada tuhan agar adzan pertamanya dilancarkan.

jam dinding menunjukan pukul 11.54. wib itu tandanya uma harus segera berdiri didepan microfon dan mengumandangkan ajakan-ajakan kemenangan.

“allohu akbar….allohu akbar”

“allohu akbar…..allohu akbar”

“eh ji, suara si uma bagus juga ya!” sahut pak erte

“percaya kan kamu sekarang te! kalau si uma bisa adzan, bagus lagi adzannya!”

mendengar perbincangan pelan antara pak haji dan pak erte, dengan spontan dia mengacaukan semuanya.

“gwaaaaaa gitttuuuuu jiiii” suara uma terdengar keras di spiker masjid.

“astagfirullohal adzim….” haji maman dan beberapa jemaah masjid kaget dengan perangai uma.


partner in crime? masyaalloh, angguuuunnn?

Awalnya:

Kartiwa Kara Bayanaka==>Anggun Harwibawati

soto apa yang rame?

Anggun Harwibawati : sotorak-sorak bergembira.. ah yang gue kemarin juga belum dijawab weee :P

Kartiwa Kara Bayanaka: bukan. jawabnya: sotory lab :D

Anggun Harwibawati : hahahaha :D sok yang gue dijawab.. apa beda bulan sama matahari?

Kartiwa Kara Bayanaka: ngga ada bedanya. keduanya sama-sama bulat.

Anggun Harwibawati : salah, yang bener: kalo bulan bisa ngomong, kalo matahari suka ngasih diskon :D

Kartiwa Kara Bayanaka: hmnnnn, udah ketebak....trus kalo supermen terbang dia kemana?

Anggun Harwibawati : ‎:P ke atas belok ke pantai

Kartiwa Kara Bayanaka: bukan. tapi ke matahari. karena matahari lagi discount :p

Anggun Harwibawati : ah itu juga udah ketebak, cuma gue baik aja ga bilang-bilang :P lagi dimana sih ini? kok storylab- er pada barengan update statusnya

Kartiwa Kara Bayanaka: lagi di story lab...

Anggun Harwibawati : oia bener juga...

Kartiwa Kara Bayanaka : apa persamaan newton, cleopatra, alexander the great dan udin?

Anggun Harwibawati : sama-sama ke mck kalo kebelet

Kartiwa Kara Bayanaka : bukan. sama-sama ngga punya bb, heheheh...

Anggun Harwibawati : hahaha maksaaa :P nih kapan bumi bakal meledak?

Kartiwa Kara Bayanaka : pas matahari lagi banyak dan buka cabang dimana-mana...

Anggun Harwibawati : bukaaan gila itu jawabannya gak modern banget :P yang bener: kalo huruf "i" nya dibuang

hehe

Kartiwa Kara Bayanaka : kapan bumi dipeluk si ayah?

Anggun Harwibawati : kalo pakmi udah pulang kerja

Kartiwa Kara Bayanaka : bukaaaaannnn tau, jawabannya kalo huruf 'b' nya dibuang, hehehehe...

Anggun Harwibawati : hehehe kenapa superman pake baju lambangnya S?

Kartiwa Kara Bayanaka : soalnya hurup b sudah dipake bobo

Anggun Harwibawati : bukan, soalnya kalo pake M atau L kegedean :P

Kartiwa Kara Bayanaka : ya...ya...ya...kenapa superman terbang?

Anggun Harwibawati : soalnya kalo diaduk pasir jadinya seman (semen) hehehe

Kartiwa Kara Bayanaka : bukan, jawabannya kalo dia nyetir mobil dia jadi supirman :D

dan akhirnya, ini dia tebakan pamungkas dari anggun? kita tunggu di coment dibawah ini, hehehehe.....