Siang, itu hawanya terasa panas. Panas sekali. Lipatan-lipatan debu jalanan dibalut asap kenalpot membuat jalanan terasa hot. Terlihat seorang pemuda gahar sedang meminum minuman beralkohol di pinggir jalan. Panasnya udara tidak ia hiraukan. Seorang pria kepayahan karena panas, datang dari arah berlawanan dan menghampiri pemuda yang sedang mabuk. Dengan sedikit ragu, Taryono pemuda tinggi kurus asal tegal mencoba menghampiri Jhon. Pemuda tegap yang sedang mabuk.
"Maaf masnya, saya numpang tanya" Taryono terlihat sedikit membungkukan badannya. Mendengar pertanyaan itu Jhon tidak menggubris. Dia seolah hanya peduli dengan apa yang tengah dipegangnya. Minuman beralkohol. "Maaf masnya, kalau saya mengganggu si mas. Saya mau numpang tanya, kalau pasar itu dimana ya?" Ucap Tartono sambil sedikit membungkukan dadannya [lagi]. Perlahan dengan pasti Jhon mulai menatap pemuda tinggi kurus yang sedang berada tepat didepannya. Lalu dia berusaha berdiri. "Kau berjalan terus, teruuuus, teruuuuus keujung sana. Kalau disana ada banyak orang, itu passssaaar!" Mata Jhon melotot. "Oh, jadi saya salah jalan ya mas?". "Maaf masnya, mengganggu lagi". Jhon berhenti menegak minuman beralkoholnya. Hampir tersedak dia. "Apalagi kamu ini, mau saya hajar?" Terlihat Jhon mengarahkan tinjunya kewajah Taryono. "Maaf masnya, kalau boleh saya tahu, jalan kerumah sakit itu kemana ya?" Taryono berusaha tersenyum segan. "Ah, kamu ini mengganggu orang saja. Sekarang kamu mundur tiga langkah dan berbaring di garis putih itu, lalu beberapa saat kemudian ada mobil yang mengantarkanmu ke rumah sakit. Gampangkan?". Mendengar penjelasan Jhon Taryono hanya bisa tersenyum kecut. Sambil berjalan meninggalkan pemuda mabuk tadi, taryono berguman "sekarang sumber air sudekat, bisa mabuk kapan saja kakaaaa"
(Terinspirasi dari mop epen kah cupen toh)
No comments:
Post a Comment