Friday, March 2, 2012

Statis

Sudah beberapa hari ini, kereta malam menuju ibukota menjadi sarana transprtasi yang relatif efektif saya gunakan. Menjelang malam, saya meninggalkan kosan. Berjalan beberapa meter kearah jalan raya, lalu menaiki angkutan umum menuju stasiun kereta. Bagi saya selalu ada cerita dalam kereta. Berawal dari mahasiswa sastra yang selalu gagal merangkai kata untuk kekasihnya, karyawan swasta yang menyesali jalan hidupnya, pengusaha kain yang tidak bisa kembali ke kampung halamannya di Sumatera, tentara yang bangga dengan pangkatnya, pegawai negeri yang berambisi jadi jurnalis, pegiat multi level marketing yang berusaha memprospek saya dan masih banyak cerita-cerita lainnya. 

Di setiap perjalanan, bertukar cerita memang menjadi hal yang umum saya lakukan. Hal itu semata-mata untuk menghilangkan kantuk dan rasa jenuh. Hanya saja, di hari kemarin ketika saya pulang ke Bandung, saya tidak mengalami hal itu. Karena saya duduk sendiri. Daripada mati gaya, akhirnya beberapa lagu dari mp3, cukup menghibur saya. Ada satu lagu yang saya putar berulang-ulang waktu itu. Lagu itu mengingatkan akan keadaan saya sekarang ini. Ya, sebuah lagu dari Plastik yang berjudul ‘Statis’.

Namun, keadaan seperti ini jangan terus berlangsung. Seperti seorang kawan bilang, terkadang kenyamanan itu sering kali melenakan. Turun dari kereta, dengan alih-alih berdamai dengan keadaan dan berjabat erat dengan kenyataan, saya pun berusaha merubah ‘statis’ itu menjadi dinamis dan elastis. Ah, gerimis.

Bandung, 1 Maret 2012 ketika menikmati jamuan makan malam di Parkedel Bondon 

- Statis -
Oleh: Plastik.
 
Terbangun di pagi ini
Jalani hari seperti kemarin
Tak pernah ada yang menyenangkan
Lewati hari percuma
Lewati seribu tanda tanya
Seakan hanya berhenti di sini

Terjebak di dalam kemacetan
Bercampur kecewa sejuta manusia
Akankah ada yang bisa menjawab
Dipaksa kebutuhan
Rencana terasa menyiksa
Bisakah bencana ini berakhir

Harus kemana
Harus bagaimana
Lari dari yang diinginkan

Mencoba merubah hari
Mencari-cari jalan yang lain
Ternyata kembali lagi di sini
Apakah harapan cuma ada di mimpi
Tak pernah ada dalam kenyataan
Nyatanya tak pernah aku jumpai

Takkan mungkin berakhir…

No comments:

Post a Comment