Film, adalah anugerah seni terbesar dalam peradaban manusia. Ucap joni (nicolas saputra) dalam film Janji Joni.
Mengutip kata Jean Cocteau, seorang pujangga dan filmmaker dari Perancis. “Film is Picture writing”. Membuat film itu bukan semata-mata mengurusi permasalahan teknis. Tapi ada hal lainnya yang memerlukan perhatian lebih. Yaitu menulis dan menyajikan kembali sebuah ilusi. Ilusi yang dituangkan kedalam sebuah naskah, harus benar-benar kaya akan data, imajinasi, wawasan yang luas dan kreatifitas yang baik. Sehingga, ketika itu disajikan kembali dalam bentuk medium film dengan teknis yang seadanya pun bisa tetap enak dinikmati penonton karena unsur reka percayanya tidak hilang karena telah dirangkai dengan baik.
Ketika film sudah jadi, sering kali bagi para pembuat film yang berbasis komunitas atau kampus yang saya temui, mereka dipertemukan dengan kendala lagi. “Film kami akan dikemanakan?” lebih kurang pertanyaan seperti itu yang muncul dibenak mereka. Menyambung kata penyajian kembali, saya lebih suka kalau film-film yang telah diproduksi itu tidak menjadi hiasan kamar. Tapi wajib dipertontonkan kepada khalayak, dimana pun itu tempatnya. Anggap saja itu adalah bentuk pertanggung jawaban atas sebuah kekaryaan yang merepresentasikan dari suatu keadaan.
Itulah sedikit tulisan mengenai film dari kacamata saya.